Sejauh apapun kau di sana Ibu, aku tahu bibirmu selalu ucapkan doa untukku. Aku tahu di sana ibu berjuang demi masa depanku. Pesan yang tak pernah berhenti untukku walau hanya sekedar menanyakan apakah aku sudah makan atau belum, meski ibu sedang sibuk-sibuknya. Ibu, ditinggal lama olehmu adalah hal menyebalkan Bu. Jika aku tidak ingat untuk apa Ibu pergi, mungkin aku tak menghiraukanmu lagi.
"Habis ini gimana? Pencet apa lagi, dek?"
Yah, kata-kata yang terlontar dari Ibu saat kesulitan menggunakan ponsel. Terkadang aku menghela nafas atau aku memutar bola mataku. Tentu saja itu tidak terlihat olehmu. "Ini lho mah, terus pencet ini lagi baru deh pencet yang satu." tanpa menunjukan sifat gemas, aku mengajarimu Bu. Saat aku menunjukkan rasa gemasku, Ibu berkata "Nak, ini mama belajar biar kalo mama kerja di luar bisa smsan atau bbm adek. Mama suka khawatir adek belum makan."
Ah Ibu, sungguh tidak mungkin aku berhenti menyayangimu.
Tatapanmu Selalu Penuh Kasih
Tatapan teduh yang selalu Ibu berikan padaku selalu memberitahuku bahwa kasihmu tak pernah padam. Sentuhan lembut penuh kasih selalu membuat anakmu ini nyaman berada di dekatmu. Aku tahu Ibu lelah dengan pekerjaan rumah yang Ibu kerjakan setiap harinya. Namun, aku heran, Bu. Sekalipun aku tak pernah melihat wajah lelah dari Ibu. Ketika aku pulang sekolah, Ibu selalu menyambutku dengan keceriaan khas yang Ibu miliki. Panggilan sayang untukku tak pernah absen terucap olehmu membuatku betah berada di rumah. Ibu selalu bisa menciptakan suasana hangat di sini. Banyak temanku senang karena keramahanmu Bu. Karena cerewet Ibu bukan cerewet yang menyebalkan.
Biarlah orang menganggapku anak rumahan. Mereka tak tahu di sini aku memiliki segalanya, yaitu kau Ibu.
Saat Ayah Tak Kerja, Ibu Memilih untuk Menggantikannya
Dulu saat Ayah masih bekerja, Ibu terkadang juga bekerja membantu Ayah. Saat Ayah mengalami kecelakaan kecil dalam pekerjaannya, Ibulah yang selalu menasihati Ayah. Ibu pula yang selalu mengingatkan Ayah untuk selalu berhati-hati. Hingga Ayah tidak bekerja, Ibu meminta izin untuk bekerja. Karena dorongan biaya sekolahku pula membuat Ibu sering berada di luar kota. Sering aku kesepian, Bu. Pesan singkatku tak pernah absen kukirimkan untukmu. Aku tanya kapan Ibu akan pulang, meskipun sering Ibu tidak menjawabnya. Tidak apa Bu. Mungkin Ibu juga bingung bagaimana mengatakannya padaku. Aku tidak tahu Ibu bohong atau tidak saat mengatakan Ibu baik-baik saja. Tapi aku selalu mendoakan yang terbaik untukmu, Bu. Aku percaya Ibu.
Aku Tahu Doamu Selalu Terucap Untukku, Karena Kemudahan Selalu Mengikutiku
Aku yakin suksesku ini berkat doa-doamu Ibu. Meskipun anakmu ini menjengkelkan, Ibu tak menghiraukan itu. Semangat, doa, dan apapun yang terbaik untuk kesuksesanku, aku dapatkan darimu Ibu.
Ibu, terimakasih atas segala yang Ibu berikan untukku. Aku janji akan lebih bersabar menunggu kepulangan Ibu dari bekerja. Bukannya aku tak sabar, aku hanya merindukanmu Bu. Aku tak tahu kapan Ibu akan meninggalkanku. Aku akan selalu melakukan yang terbaik untukmu.
Ibu, aku janji akan tetap menjadi putri kecil Ibu dan Ayah.
Bu, berjanjilah juga untukku agar tetap bersabar menanti kesuksesanku.
Aku mencintaimu Bu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar