Bagaimana hubunganmu dengannya? Apakah baik? Tunggu, aku tidak mengharapkan kabar baik dari hubungan kalian pun kabar buruk menimpa hubunganmu itu. Aku di sini. Sudah ikhlas melihat dan menerima kenyataan yang ada. Kau dengannya. Perempuan yang menggantikan posisiku. Saat kutulis ini, tak ada rasa benci menyelinap ke hatiku. Sungguh, aku tak ingin berperang denganmu. Jadi, tahukah bagaimana keikhlasan ini terbentuk?
Saat Mengetahui Kedekatan Kalian Dunia Serasa Berhenti Berputar
Bagai kendaraan tanpa pengemudi : tak terkendali. Ini baru dalam hitungan hari, tapi kalian sudah saling dekat. Belum sembuh memar di hati ini, tapi sudah kulihat kalian yang begitu dekat. Saat aku melihatmu, itukah kamu yang selama ini sering bermain bersama priaku? Itukah kamu yang senang hati menerima semua celotehan priaku tentang retaknya hubungan kami? Itukah kamu?
Diam dan mengurung diri seakan aku tak punya dunia. Mengutuk diri sendiripun aku lakukan. Tapi bagaimanapun juga aku dengannya telah berakhir dan kau, bebas mendekati atau didekati oleh pria itu.
Kulalui Hari dengan Merapal Doa dan Harapan Lebih Baik
Doa yang selalu sama dalam setiap sujudku. Hanya untuk mendapati hati yang ikhlas. Awalnya terasa sulit bagiku untuk membiasakan diri melihatnya denganmu. Tidak kusangka akan secepat ini. Namun Allah, Maha membolak-balik hati tentu saja dengan mudah juga memberi keikhlasan pada diriku.
Kini aku berdiri tegak. Siap menghadapi dunia luar. Dan aku merasa biasa dan tidak peduli dengan hubungan kalian. Tidak ingin mempedulikan foto-foto kalian yang tersebar dalam beranda begitu aku membuka akunku. Tidak ingin mendoakan kebahagiaan kalian pun tidak juga mengharapkan keburukan menimpa kalian.
Kini aku menjadi pribadi yang lebih dewasa, menurutku. Kau tidak berpikir begitu? Diamlah dulu. Aku hidup untuk hidupku sendiri, aku yang merasakan perubahan dalam setiap kehidupanku. Bukan kau.
Cepat move on bukanlah prestasi. Memilih sendiri setalah putus pun bukan sebuah hal yang memalukan.
Seiring Berjalannya Waktu Akupun Merindukan Priamu
Tak dapat dipungkiri bahwa akupun tidak bisa menahan rindu. Jangan marah. Toh priamu juga akan merindukanku satu dua kali tanpa sepengetahuanmu, bukan? Karena aku pernah ada dalam bagian hidupnya. Sekelebat bayangku pasti juga pernah datang dalam pikiran priamu. Begitupun aku. Namun aku simpan rapat-rapat rindu ini. Aku tahu priamu itu akan terbebani jika aku memberitahunya. Ternyata rindu yang tak tersampaikan itu, sakit. Ingin sekali aku mengirim pesan singkat pada priamu. Namun aku takut sifatnya berubah setelah memilikimu. Aku simpan dan biarkan saja rindu ini hadir hingga akhirnya pudar. Sungguh aku tak apa. Tak ingin terlihat munafik dan naif, tapi memang seperti itu adanya. Aku pun tak mau merusak hubunganmu. Lalu priamu datang menanyakan kabarku. Dia datang menyampaikan rindu yang tak kukehendaki lagi. Sungguh bukan perasaan senang yang menyerbuku. Aku terbebani mengetahui priamu merindukanku. Aku sudah lelah merindu, dan sudah kulepas.
Tidak perlu berusaha keras melupakan. Karena kenangan memiliki cara sendiri untuk menghilang.
Cukup! Aku Ingin Bebas dari Kalian
Aku lelah merasakan rindu yang entah kemana perginya ini, aku lelah mendoakan orang yang jelas bukan padaku letak bahagianya. Sampai detik inipun aku masih memikirkan kedekatan kalian. Bagaimana kalian bisa? Tapi aku muak. Kulepaskan perlahan ini semua. Lalu, aku tidak mempedulikan kalian lagi. Aku meng-unfriend mu bukan berarti aku benci atau memulai perang. Seperti yang dilakukan mantan dan pacar baru pada umumnya. Tidak akan. Kita memang masih berada dalam usia labil, tapi aku tahu kita tidak sebodoh itu. Aku tidak peduli kau mau berpikir apa tentangku. Kau tahu, kau tidak akan pernah tahu apa yang aku rasakan. Jadi diamlah dan jangan mengambil kesimpulan semaumu. Aku di sini tidak mengusik hubungan kalian bahkan sama sekali tidak mempedulikan kamu.
Aku mohon padamu perempuan penggantiku, jangan kau usik keikhlasanku dengan sindiran pada sosmedmu, jangan usik ketenanganku dengan anggapan salah mengenai diriku.
Kalian adalah kamu dan dia. Aku adalah aku. Jelas bukan jika memang seharusnya kamu tidak mengurusiku atau memata-mataiku. Maafkan aku terlalu percaya diri. Hanya mencegah hal itu terjadi. Aku tidak mau kita bersifat kekanak-kanakan.Dunia tidak harus tahu hubungan kalian. Teman-temanmu tidak harus tahu aku adalah perempuan yang tergantikan. Karena mereka sudah tahu priamu sudah memiliki pengganti.
Ini adalah, kali terakhirnya aku menulis dengan kalian atau priamu atau aku dan priamu sebagai bumbu utama.
Untukmu perempuan pengganti
pria itu sungguh telah aku lepaskan sejauh yang kau inginkan.
*nangis* terharuš kuatt yha qaq
BalasHapushahaha ngece tooo -_-
Hapusiyaaa makaasih :D